Kehidupan rumah tangga tidak selamanya berjalan mulus. Ada kalanya pasangan suami isteri kerap berselisih paham. Inilah warna-warni kehidupan perkawinan. Justru ribut-ribut kecil antara suami isteri, akan membantu kita untuk semakin memahami karakter pasangan.
Namun bagaimanakah cara menyikapi pasangan yang tengah ngambek atau marah? Bagaimana menghadapi sikapnya yang tiba-tiba menjadi "dingin"? Anda tak perlu cemas. Bila pasangan anda ngambek atau marah, jangan buru-buru panik. Mungkin solusi di bawah ini bermanfaat untuk anda:
1. Jangan membalas ucapannya ketika si dia marah
Ketika si dia tengah marah, ucapannya tentu akan bernada tinggi, jangan pernah membalas ucapannya dengan nada yang sama. Tetaplah tenang. Biarkan dia menuntaskan segala hal yang ada di kepalanya. Saat suaranya sudah sedikit mereda, barulah anda jelaskan duduk perkaranya.
Biasanya pria akan sangat marah apabila saat dia menghubungi anda; telpon, SMS, atau chat-nya tidak dijawab. Dia marah karena merasa khawatir terhadap keselamatan anda. Karena itu saat dia amarahnya meledak, anda jangan terpancing emosi untuk ikut-ikutan marah. Lihatlah sisi positifnya. Kemarahannya semata-mata karena dia teramat menyayangi anda.
2. Ucapkanlah permohonan maaf
Jangan gengsi untuk mengucapkan kata maaf, sekalipun anda merasa bahwa anda sebenarnya tidak bersalah. Kata "maaf" walau hanya 4 huruf saja, mampu meluluhkan hati siapapun juga. Ketika ucapan maaf itu terlontar, niscaya amarah yang meledak itupun menjadi reda. Saat emosinya mereda, jelaskanlah apa yang sebenarnya terjadi. Pembicaraan yang disampaikan dengan nada yang rendah, tentunya akan bisa masuk ke dalam hatinya.
3. Beri dia senyuman
Saat si dia ngambek, dan "malas" untuk menyapa anda, hadapilah dengan senyuman. Tidak ada salahnya bila anda yang memulai untuk menegurnya. Awali dengan memperlihatkan senyum manis anda. Percayalah, dia pun takkan sanggup bila harus kehilangan senyum anda.
4. Peluk dia
Saat perang dingin masih terus berlangsung di antara anda berdua, mungkin anda akan merasa salah tingkah dibuatnya. Berpapasan dengannya tanpa berkata-kata tentu membuat jengah hati anda. Bila sudah demikian, jangan kehabisan ide untuk membuatnya menoleh kepada anda. Peluklah si dia dari belakang, dan katakan "Sayang... Please jangan marah lagi, aku kangen kamu", maka akan anda lihat reaksinya, dia takkan tega jika terus menerus mendiamkan anda.
5. Beri dia kejutan manis
Apabila pasangan anda masih dalam keadaan "pelit" untuk menyapa anda, jangan putus asa, anda masih punya cara lain untuk membuat perhatiannya tertuju kepada anda. Berilah dia kejutan manis, seperti siapkan makan malam yang romantis saat dia pulang kerja. Dia akan merasa tersanjung karena anda begitu tulus untuk membuat dia bersikap mesra lagi terhadap anda. Dia tentu akan menghargai segala usaha anda untuk menyenangkan hatinya.
6. Jangan tinggalkan dia sendiri
Ketika si dia hatinya masih dalam keadaan "panas" jangan tinggalkan dia sendirian, mungkin karena anda juga terbawa kesal maka anda memutuskan untuk tidur sendiri. Hal ini justru akan memperuncing permasalahan yang belum terselesaikan. Ajaklah dia bersama anda, raih tangannya dan katakan "kita selesaikan ini di kamar ya". Percayalah saat itu hatinya akan terasa adem kembali karena ajakan anda.
Semoga solusi singkat ini bermanfaat bagi anda untuk kembali mendapatkan senyumnya lagi. Bila sedang marah, ingatlah pesan-pesan berikut:
Nabi saw. bersabda:
"Apabila salah seorang di antaramu marah maka katakanlah: 'Aku berlindung kepada Allah', maka marahnya akan menjadi reda". (HR. Abi Dunya)
"Apabila salah seorang di antara kamu marah maka diamlah." (HR. Ahmad)
"Apabila salah seorang dari kalian marah dalam kondisi berdiri, maka hendaknya dia duduk. Kalau marahnya belum juga hilang, maka hendaknya dia berbaring". (HR. Ahmad, Shohih)
Tengoklah bagaimana istri-istri Rasulullah SAW meminta maaf kepada beliau, meski mereka yang berada dalam posisi marah. Dari Umar bin Khatthab, dia mengatakan, "Kami kaum Quraisy sangat berkuasa terhadap kaum perempuan (istri-istri). Dan ketika kami datang ke tempat orang-orang Anshar, (kami terkejut) karena mereka adalah kaum yang dikalahkan (toleran) oleh istri-istri mereka, maka mulailah istri-istri kami mengambil (meniru) etika perempuan-perempuan Anshar. Kemudian aku bertengkar dengan istriku kemudian dia kembali (meminta maaf) kepadaku, namun aku tidak ingin dia kembali (minta maaf), maka dia bertanya, "Kenapa engkau tidak senang aku kembali kepada engkau? Demi Allah! Sesungguhnya istri-istri Rasulullah SAW kembali (meminta maaf) kepada beliau sekalipun salah seorang di antara mereka marah terhadap Rasulullah dari siang sampai malam hari." (HR. Al-Bukhari)
"Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah dia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud)." (HR. At-Tirmidzi)
Dalam riwayat Abu Sa'id Al-Khudri, Rasulullah bersabda, "Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meridhai, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meridhai." (HR. Ahmad).
Sumber: www.kompasiana.com/ella_zulaeha
Penulis: Ella Zulaeha
Editing: muslimfamilia
0 comments:
Post a Comment