Dalam kehidupan moderen, stres menjadi pelengkap hidup. Banyak masalah dan sedikit solusi yang diketahui. Orang yang kurang kuat imannya, dapat melakukan bunuh diri. Orang yang kuat iman, tapi terlalu ambisi mencapai sesuatu, dapat mengalami stroke. Seorang dokter neorologi berkata, sekalipun tekanan darah tinggi, insya Allah tidak akan stroke, selama orangnya, tidak stres. Berarti stres pemicu utama lahirnya stroke yang banyak didera bangsa ini.
Stres yang datang pada diri seseorang, banyak penyebabnya. Siswa yang tidak lulus ujian nasional, dapat stres. Orangtua yang mengurus anaknya mencari sekolah yang lebih tinggi, dapat stres. Pejabat yang terlalu sibuk, dapat stres. Rakyat kecil yang sukar mendapat makan, dapat stres. Calon Bupati yang mengeluarkan miliaran rupiah dalan pilkada, dapat stres, jika suara yang diharapkan, tidak seperti yang diprediksi. Alhasil, semua golongan dan status sosial, berpeluang stres. Laki-laki dan perempuan.
Pencegahan
Menurut dokter neorologi, stress sering menjadi musuh dalam selimut. Seringkali datang tiba-tiba dan sulit dikendalikan. Tidak jarang pula dapat memicu timbulnya berbagai penyakit, seperti jantung, darah tinggi dan stroke. Namun jangan khawatir, stres sebenarnya dapat dicegah. Adapun cara mencegah hadirnya stres antara lain:
Pertama, mengeluarkan energi positif, yaitu dengan bersikap optimis dalam menghadapi setiap permasalahan. Jangan terlalu keras terhadap diri sendiri. Ketahuilah bahwa setiap rencana, ada hambatan, tapi ada juga solusinya. Sebab itu, harus bersikap lebih fleksibel, sehingga dapat menikmati hidup.
Kedua, menjaga kesehatan. Dengan cara olahraga yang teratur, tidur yang cukup dan mengonsumsi makanan yang bergizi. Olahraga dapat membuat manusia nyaman, sedangkan makanan bergizi membangkitkan vitalitas hidup. Sebab itu Islam memerintahkan untuk mengonsumsi makanan yang halal dan thayib atau yang bergizi.
.
Ketiga, banyak minum air putih, terutama saat diambang kemarahan. Air putih dapat menenangkan perasaan, dan sehingga dapat berpikir lebih jernih. Rasulullah SAW pun menganjurkan kalau marah, hendaklah berwudhu dan mendinginkan badan (HR.Muslim).
Keempat, meluangkan waktu untuk refreshing. Misalnya dengan berkumpul bersama keluarga setiap akhir pekan setelah satu minggu penuh bekerja. Atau bersilaturahim dengan teman-teman. Nabi mengajarkan Hubungkan silaturahim, sebab dapat menambah rezeki dan memperpanjang umur (HR.Muslim).
Kelima, meningkatkan rasa humor. Secara klinis, humor dapat mengatasi stres. Bisa dengan menonton acara komedi di TV, 5 sampai 10 menit untuk relaksi. Bercanda dengan anak dan pasangan juga dapat membuat hidup lebih bahagia. Penulis teringat seorang Kiyai dari sebuah pesantren pada tahun 5O-an, sering mendatangi suatu desa dan membayar pemuda-pemuda yang pintar membawakan cerita lucu.
Solusi stres Menurut Al-Quran
Kelima cara yang ditawarkan pakar kesehatan di atas, tidak ada yang bertentangan dengan Al-Quran. Namun Al-Quran lebih memfokuskan terutama kepada dua hal utama dimana Al-Quran sebagai Syifa’ (penawar), yaitu:
Sabar
Jika stres muncul dikarenakan menghadapi masalah yang sukar diputuskan, misal tentang "salah atau benarnya sesuatu“, maka Al-Quran memberi petunjuk; “Fa shabrun jamil“ (maka bersabar itu lebih indah). Dan hanya kepada Allah tempat memohon pertolongan (QS. Yusuf: 18).
Ucapan itu disampaikan Nabi Ya’kub ketika anak-anaknya datang membawa kemeja yang berlumuran darah kepunyaan Yusuf, sebagai bukti bahwa ia telah diterkam binatang buas. Daripada stress, karena darahnya meragukan, Nabi Ya’kub berkata “Sabar itu lebih indah”. Demikian pula Maryam, ketika dituduh melacur karena melahirkan anak (Isa) tanpa ayah, juga sabar. Bahkan Aisyah, isteri Rasulullah SAW, ketika difitnah, juga bersikap sabar.
Dzikrullah
Mengingat Allah (dzikrullah) termasuk dapat mengatasi stres. Dengan mengingat dan mengembalikan segalanya kepada dan untuk Allah, maka stres akan dapat diatasi. Sesuai firman Allah dalam Al-Quran, “Hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang" ( QS. Al-Raad 28 ).
Menurut ulama Tafsir, yang termasuk dzikrullah adalah melakukan shalat, membaca Al-Quran, dan mengucapkan "lailaha ilallah" sebanyak-banyaknya.
Diperkuat dengan ayat. “Dan carilah pertolongan, dengan berlaku Sabar dan mengerjakan Salat" (QS.Al-Baqarah: 45).
Menurut Huzaifah, bila Nabi SAW bersedih atau menghadapi masalah, beliau langsung melakukan shalat, sekalipun sedang dalam perjalanan, memperbanyak dzikrullah berupa salat sunnat, atau membaca Al-Quran, atau istigfar, atau membaca Lailaha Ilallah.
Istigfar yang sering dibaca Rasul: “Allahumma Anta rabbi. Lailaha illa Anta. Khalaqtani waana abduKa. Wa ana ala ahdiKa. Wa wa’diKa mastata’tu. Audzu biKa, min syarri ma shana’tu. Abuu laKa bini’ mati alayya. Waabuu bidzanbi. Fagfirli. fainnahu la yagfir al- dzunuba illa Anta." (Kitab Al-Adzkar, hlm. 347).
Disamping kedua hal tersebut, kita juga harus meyakini kebenaran ayat Al-Quran yang berbunyi “Inna ma'al yusri yusra" ( Sesungguhnya setelah kesulitan, ada kemudahan. Setelah kesulitan, ada kemudahan). (QS. 94: 5-6).( Disebutkan dua kali ).
Menurut ulama Tafsir, karena kata kesulitan (Al-usri ), menggunakan “al ” dan kemudahan (Yusra) tidak menggunakan “al“, itu artinya kesulitan itu cuma satu macam, tapi ada beberapa solusi kemudahan. Berarti ada dua alternatif kemudahan dalam satu kesulitan.
Dalam mengatasi stres, selain solusi berupa pengobatan lahir, juga diperlukan pengobatan batin, yaitu meyakini kesempurnaan Allah, dan meyakini kekurangan manusia, serta kaifiatnya, banyak bersabar, salat, istighfar dan dzikir. Selain itu Rasul SAW dalam mencari penyegaran dan menghilangkan stres, juga mengajurkan untuk berpuasa dan bercampur isteri dua kali seminggu.
Penulis: H. Mochtar Husein
Editing: muslimfamilia
Sumber: islam-itu-indah.blogspot.co.id
0 comments:
Post a Comment