ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ
Seorang laki laki berkata:
ﺣﻴﻦ ﺃﻋﺠﺒﺖ ﺑﺰﻭﺟﺘﻲ .. ﻛﺎﻧﺖ ﻓﻲ ﻧﻈﺮﻱ
ﻛﺄﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻢ ﻳﺨﻠﻖ ﻣﺜﻠﻬﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ
"Dulu, saat aku mengagumi istriku, ia di mataku seakan-akan Allah tidak menciptakan wanita (lain) sepertinya di dunia ini.
ﻭﻟﻤﺎ ﺧﻄﺒﺘﻬﺎ .. ﺭﺃﻳﺖ ﺍﻟﻜﺜﻴﺮﻳﻦ ﻣﺜﻠﻬﺎ
Setelah aku meminangnya, ternyata aku melihat banyak wanita yang sepertinya.
ﻭﻟﻤﺎ ﺗﺰﻭﺟﺘﻬﺎ .. ﺭﺃﻳﺖ ﺍﻟﻜﺜﻴﺮﻳﻦ ﺃﺟﻤﻞ ﻣﻨﻬﺎ
Dan setelah aku menikahinya, ternyata aku melihat banyak wanita yang lebih cantik darinya.
ﻓﻠﻤﺎ ﻣﻀﺖ ﺑﻀﻌﺔ ﺃﻋﻮﺍﻡ ﻋﻠﻰ ﺯﻭﺍﺟﻨﺎ ﺭﺃﻳﺖ ﺃﻥ ﻛﻞُّ
ﺍﻟﻨَﺴَﺎﺀِ ﺃﺣْﻠَﻰ ﻣِﻦْ ﺯَﻭﺟَﺘِﻲ !
Setelah beberapa tahun aku menikah dengannya, ternyata aku melihat semua wanita lebih cantik dari istriku."
ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺦ : ﺃﻓﺄﺧﺒﺮﻙ ﺑﻤﺎ ﻫﻮ ﺃﺩﻫﻰ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﻭﺃﻣﺮّ ؟
Seorang Syeikh berkata, "Maukah aku kasih tahu kepadamu hal yang lebih parah dan lebih getir dari itu?"
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ : ﺑﻠﻰ
Laki2 itu menjawab, "Ya"
ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺦ : ﻭﻟﻮ ﺃﻧﻚ ﺗﺰﻭﺟﺖ ﻛﻞ ﻧﺴﺎﺀ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ ..
ﻟﺮﺃﻳﺖ ﺍﻟﻜﻼﺏ ﺍﻟﻀﺎﻟﺔ ﻓﻲ ﺷﻮﺍﺭﻉ ﺍﻟﻤﻨﺎﻃﻖ ﺍﻟﺸﻌﺒﻴﺔ
ﺃﺟﻤﻞ ﻣﻦ ﻛﻞّ ﻧﺴﺎﺀ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ !!
Syeikh berkata, "Seandainya kamu menikahi semua wanita yang ada di dunia ini, maka kamu akan melihat anjing-anjing (betina) yang tersesat di jalan lebih cantik dari semua wanita yang ada di dunia".
ﺍﺑﺘﺴﻢ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﺑﺘﺴﺎﻣﺔ ﺧﻔﻴﻔﺔ ﻭﻗﺎﻝ : ﻟﻤﺎﺫﺍ ﺗﻘﻮﻝ ﺫﻟﻚ ؟
Laki-laki tadi tersenyum ringan lalu berkata, "Kenapa Anda berbicara seperti itu?"
ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺦ :
ﻷﻥ ﺍﻟﻤﺸﻜﻠﺔ ﻟﻴﺴﺖ ﻓﻲ ﺯﻭﺟﺘﻚ، ﺍﻟﻤﺸﻜﻠﺔ ﺃﻥ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ
ﺇﺫﺍ ﺃﻭﺗﻲ ﻗﻠﺒﺎً ﻃﻤّﺎﻋﺎً، ﻭﺑﺼﺮﺍً ﺯﺍﺋﻐﺎً،
ﻭﺧﻼ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﻴﺎﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ
ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻳﻤﻜﻦ ﺃﻥ ﻳﻤﻸ ﻋﻴﻨﻪ ﺇﻻ ﺗﺮﺍﺏ ﻣﻘﺒﺮﺗﻪ .. ﻣﺸﻜﻠﺘﻚ
ﺃﻧﻚ ﻻ ﺗﻐﺾّ ﺑﺼﺮﻙ ﻋﻤﺎ ﺣﺮّﻡ ﺍﻟﻠﻪ
Syeikh menjawab, "Masalahnya bukan pada istrimu. Masalahnya adalah; jika manusia hatinya
rakus dan matanya jelalatan, dan ia tidak punya rasa malu kepada Allah, maka tidak ada yang dapat menutup matanya kecuali tanah kuburannya. Problem utama kamu adalah tidak menundukkan pandangan dari apa yang diharamkan Allah".
ﺃﺗﺮﻳﺪ ﺷﻴﺌﺎً ﺗﺮﺟﻊ ﺑﻪ ﺍﻣﺮﺃﺗﻚ ﺇﻟﻰ ﺳﺎﻟﻒ ﻋﻬﺪﻫﺎ ( ﺃﺟﻤﻞ
ﻧﺴﺎﺀ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ) ؟
Syeikh berkata, "Apakah kamu ingin sesuatu yang menjadikan istrimu seperti dulu (menjadi wanita
yang paling cantik di dunia)?".
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ : ﻧﻌﻢ
Laki-laki itu menjawab, "Ya"
ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺦ : ﺍﻏﻀﺾ ﺑﺼﺮﻙ
Syeikh berkata, "Tundukkan pandangan mu."
***
Catatan:
Allah azza wa jalla berfirman,
“Katakanlah (wahai Muhammad) kepada orang-orang lelaki yang beriman supaya mereka menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka; sesungguhnya Allah Amat Mendalam Pengetahuan-Nya tentang apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nur [24[ :30)
Saya kira, ayat di atas bisa difahami bersama, sehingga tidak perlu ditafsirkan lagi. Di dalamnya Allah mewajibkan bagi laki-laki dan perempuan untuk menundukkan pandangan serta menyebutkan hikmah dari kewajiban tersebut, berupa terjaganya kesucian dan kehormatan diri.
Dahulu, jauh sebelum datangnya Islam, masyarakat jahiliyah telah mengetahui bahwa menjaga pandangan adalah bagian dari akhlak terpuji. Antarah bin Syaddad, seorang penyair kawakan pada masa jahiliyah mengatakan,
وَأَغُضُّ طَرْفِي مَا بَادَتْ لِي جَارَتِي # حَتَّى يُوَارِيَ جَارَتِي مَأْوَاهَا
“Dan akupun terus menundukkan pandanganku, saat istri tetanggaku nampak, begitulah hingga ia masuk ke dalam rumahnya”
Prof. DR. Abdurrazzaq Al-Badr memberi komentar bahwa, ”Inilah salah satu di antara akhlak mulia yang dipraktekkan oleh masyarakat pada zaman jahiliyah, namun sangat memprihatinkan justru di zaman sekarang (sebagian) kaum muslimin malah meninggalkannya.”
Ingat..!
العَيْنَانِ تَزْنِيَانِ وَزِنَاهُمَا النَّظْرُ
“Dua mata itu berzina, dan zina keduanya adalah dengan pandangan” (HR. Muslim)
Bagaimana bila tak sengaja memandang?
Ingat kembali pesan Rasulullah kepada sahabat Ali bin Abi Thalib -radhiallahu anhu-:
يَا عَلِيّ ُ..! لاَتُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ, فَإِنَّمَا لَكَ الأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الأَخِيْرَةُ
“Wahai Ali, jangan kau ikutkan pandangan pertama (tanpa sengaja) dengan pandangan selanjutnya, karena bagimu pandangan yang pertama, dan tidak halal bagimu pandangan yang terakhir”. (HR. Tirmidzi)
Wallahu a’lam
Oleh: Aan Chandra Thalib El-Gharantaly
Sumber: bbg-alilmu.com
0 comments:
Post a Comment