Pasangan suami istri perlu dibekali dengan kemampuan dan ketrampilan mengelola konflik yang pasti datang dalam kehidupan.
Hendaknya suami dan istri bisa memahami sisi-sisi perbedaan kejiwaan dan karakter antara suami dan istri, mampu meredam konflik, mengerti cara keluar dari konflik, serta memahami cara menghindari pertengkaran berkelanjutan dalam kehidupan rumah tangga.
Ketrampilan mengelola konflik ini masuk kategori aspek pencegahan, karena sesungguhnya konflik bisa dicegah dengan prinsip “keluar dari konflik pada level pertama”.
Artinya, begitu merasa ada gejala konflik, langsung melakukan tindakan pencegahan sehingga tidak membesar dan tidak masuk ke level berikutnya yang lebih besar dan lebih membahayakan.
Tidak perlu menunggu konflik menjadi sekam yang diam-diam siap membakar seluruh bangunan kehidupan berumah tangga.
Level pertama konflik berupa the unvisible conflict. Konflik yang terjadi pada tingkatan ini masih ada di batin atau perasaan. Belum tampak pada permukaan.
Suami dan istri bisa merasakan gejalanya, berupa ketidaknyamanan perasaan, tidak nyaman komunikasi, tidak bisa saling berbicara, dan lain sebagainya. Segera keluar dari level pertama ini.
Prinsip mencegah lebih baik daripada mengobati, hendaknya benar-benar dipahami dan diterapkan oleh semua keluarga, agar tidak perlu menghadap konselor atau psikolog.
Semua bisa diselesaikan secara adat di rumah tangga masing-masing.
Penulis: Ust. Cahyadi Takariawan
Sumber: facebook.com/cahyadi.takariawan
0 comments:
Post a Comment