Bulan Ramadhan ini adalah bulan yang dinanti-nanti oleh umat muslim di dunia. Namun tidak semua orang mampu menjalankan ibadah puasa ini seperti ibu hamil dan menyusui.
Di antara kemudahan dalam syariat Islam adalah memberi keringanan kepada wanita hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa. Jika wanita hamil takut terhadap janin yang berada dalam kandungannya kekurangan gizi dan wanita menyusui takut berkurang ASI-nya, maka boleh baginya untuk tidak berpuasa.
Dalil yang menunjukkan hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya Allah 'azza wa jalla meringankan setengah shalat untuk musafir, dan meringankan puasa bagi musafir, wanita hamil dan menyusui.” (HR. An-Nasa'i, Ibnu Majah, Ahmad)
Meski demikian dipandang secara medis, sebetulnya ibu hamil dan menyusui bisa saja menjalankan ibadah puasa dengan beberapa persyaratan kesehatan. Ibu hamil dapat saja berpuasa namun harus dilihat kondisi bayi di dalam kandungannya dan kondisi ibunya sendiri.
Jika kondisi ibu sehat bagus, dan pertumbuhan janin bagus maka ibu boleh puasa. Tapi jika ibu terasa lemas dan berat badan janin tidak bertambah, maka tentu disarankan untuk tidak berpuasa.
Bagi ibu hamil yang akan berpuasa maka sebaiknya dapat memenuhi asupan gizinya, yakni 4 sehat 5 sempurna. Termasuk didalamnya mengkonsumsi susu dan vitamin.
Kebutuhan tambahan kalori wanita hamil lebih kurang 285 kalori, yaitu wanita dgn kerja ringan 1900 kalori/hari, kerja sedang 2100 kalori/hari, & kerja berat 2400 kalori/ hari. Kecukupan gizi seimbang kira-kira 40 kalori/kgBB dgn komposisi protein 20-25%, lemak 10-25%, & karbohidrat 50-60%. Sedangkan bagi ibu yang menyusui, pada 6 bulan pertama masa menyusui saat bayi hanya mendapat ASI (eksklusif), ibu perlu tambahan nutrisi 700 kalori/hari, 6 bulan selanjutnya 500 kalori, & tahun kedua 400 kalori.
Pada dasarnya, berpuasa bisa dikatakan hanya menggeser waktu makan, sehingga ibu hamil atau menyusui tak perlu khawatir dirinya akan makan lebih sedikit dari biasanya. Cara memenuhi kebutuhan kalori pada saat sedang hamil atau menyusui tapi tetap ingin berpuasa, salah satunya adalah dengan makan lagi setelah shalat tarawih.
Tentu saja, makanan yang disantap tak harus makanan berat, tapi bisa juga camilan padat gizi yang menyehatkan atau kudapan berbahan sayur & buah. Dengan begitu, seorang ibu hamil atau menyusui tetap makan 3 kali dalam sehari.
Bagi ibu menyusi, dalam menu sahur dan berbuka hendaknya ditambah makanan yang merangsang produksi ASI seperti daun katuk dan daun pepaya, serta diusahakan banyak minum air hangat. Biasanya, pola menyusui akan berubah. ASI pada siang hari lebih sedikit dibandingkan malam hari. Usahakan menyusui setelah sahur lebih lama & segera susui bayi setelah berbuka.
Tetap konsumsi suplemen khusus bagi ibu hamil atau menyusui (zat besi, kalsium, asam folat, & lain-lain).
1. Jangan makan sahur berlebihan/kekenyangan
2. Perbanyak konsumsi makanan berserat
3. Kebutuhan cairan tercukupi (minimal 8 gelas/hari)
4. Segerakan berbuka
5. Jangan berlebihan menyantap hidangan saat berbuka
6. Pilih menu yang sehat saat sahur dan berbuka
7. Olahraga ringan
Jangan memaksakan diri dan usahakan untuk mengukur kemampuan diri sendiri. Jangan sampai hanya karena ingin seperti ibu lain yang sanggup berpuasa ketika hamil atau menyusui, kemudian memaksakan diri untuk tetap berpuasa. Jika tubuh terasa lemas, pusing, atau berkunang-kunang, segera saja batalkan puasa.
Jangan lupa untuk berdoa meminta kemudahan kepada Allah dalam menjalankan ibadah puasa, karena hanya Allah Ta’ala yang mampu menguatkan kita sehingga mampu berpuasa meskipun dalam kondisi lemah karena sedang hamil atau menyusui. Jadi berapa pun usia kandungan, selama sehat ibu dan janinnya maka diperbolehkan berpuasa, dan yang paling penting yakni berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalankan ibadah puasa.
Sumber: mitrakeluarga.com
0 comments:
Post a Comment