Menangis itu indah, sehat, dan simbol kejujuran. Pada saat yang tepat, menangislah sepuas-puasnya dan nikmatilah karena tidak selamanya orang bisa menangis. Orang-orang yang suka menangis sering kali dilabeli sebagai orang cengeng. Cengeng terhadap Sang Khalik adalah positif dan cengeng terhadap makhluk adalah negatif.
Orang-orang yang gampang berderai air matanya ketika terharu mengingat dan merindukan Tuhannya, air mata itu akan mengalir dan mengantarkannya surga. Air mata yang tumpah karena menangisi dosa masa lalu akan memadamkan api neraka.
Hal ini sesuai dengan hadis Nabi, “Dua mata yang tidak akan disentuh api neraka untuk selama-lamanya: mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang tidak tidur semalaman dalam rangka berjaga di jalan Allah”. (HR. Tirmidzi)
Seorang sufi pernah mengatakan, jika seseorang tidak pernah menangis, dikhawatirkan hatinya gersang. Salah satu kebiasaan para sufi ialah menangis. Beberapa sufi, mata dan mukanya menjadi cacat karena air mata yang selalu berderai.
Tuhan memuji orang menangis. “Dan, mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk.” (QS Al-Isra’ [17]: 109). Nabi Muhammad SAW juga pernah berpesan, “Jika kalian hendak selamat, jagalah lidahmu dan tangisilah dosa-dosamu.”
Ciri-ciri orang yang beruntung ialah ketika mereka hadir di bumi langsung menangis, sementara orang-orang di sekitarnya tertawa dengan penuh kegembiraan. Jika meninggal dunia ia tersenyum, sementara orang-orang di sekitarnya menangis karena sedih ditinggalkan.
Tampaknya, kita perlu membayangkan ketika nanti meninggal dunia, apakah akan lebih banyak orang mengiringi kepergian kita dengan tangis kesedihan atau dengan tawa kegembiraan.
Jika air mata kerinduan terhadap Tuhan tidak pernah lagi terurai, apalagi jika air mata selalu kering di atas tumpukan dosa dan maksiat, kita perlu segera melakukan introspeksi. Apakah mata kita sudah mulai bersahabat dengan surga atau neraka.
Sumber: Kolom Hikmah Republika, 27 Oktober 2010 (diedit oleh muslimfamilia.com)
0 comments:
Post a Comment