latest Post

9 Akhlak Tetangga Idaman Menurut Ajaran Islam

Akhlak Tetangga Idaman Menurut Ajaran Islam


Salah satu bukti kesempurnaan Islam dalam mengatur hubungan antarmanusia adalah Islam sangat menganjurkan untuk memuliakan tetangga, sekaligus menjadi tetangga yang baik.

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang memiliki hubungan kerabat dan tetangga yang bukan kerabat, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS. An-Nisa: 36)

Memuliakan dan menghormati tetangga juga disebutkan sebagai bukti keimanan seorang muslim.

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia muliakan tetangganya.” (HR. Bukhari - Muslim)

Bahkan terdapat ancaman yang cukup serius bagi muslim yang tidak berbuat baik kepada tetangganya.

“Demi Allah, tidak beriman, tidak beriman, tidak beriman. Ada yang bertanya: ‘Siapa itu, wahai Rasulullah?’. Beliau menjawab: ‘Orang yang tetangganya tidak aman dari bawa’iq-nya (kejahatannya)‘.” (HR. Bukhari - Muslim)

Bukti kesempurnaan Islam yang lain adalah; Islam tidak hanya memberikan perintah namun juga memberikan petunjuk cara menjalankan perintah tersebut dengan baik. Berkaitan dengan perintah untuk memuliakan tetangga dan menjadi tetangga yang baik, Islam memberikan petunjuk pelaksanaannya melalui lisan Rasulullah Muhammad saw. yang mulia. Mari kita simak bersama.

1. Tetangga yang baik tidak pernah berbuat jahat kepada tetangga yang lain.

“Demi Allah, tidak beriman, tidak beriman, tidak beriman. Ada yang bertanya: ‘Siapa itu wahai Rasulullah?’. Beliau menjawab: ‘Orang yang tetangganya tidak aman dari bawa’iq-nya (kejahatannya)‘.” (HR. Bukhari - Muslim)

Dijelaskan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin dalam Syarh Riyadhus Shalihin bahwa yang dimaksud dengan “Bawa’iq" adalah sikap culas, khianat, zhalim, dan jahat. Hadits ini juga dalil larangan berbuat jahat kepada tetangga, baik dengan perkataan maupun perbuatan. Maka, haram hukumnya mengganggu tetangga dengan segala bentuk gangguan. Jika seseorang melakukannya, maka ia bukanlah seorang mukmin (tidak memiliki sifat sebagaimana sifat orang mukmin yang seharusnya dalam bertetangga).

2. Bersikap ramah dan lemah lembut.

"Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." (QS. Ali 'Imran: 159)

3. Selalu care, perhatian terhadap kondisi tetangga.

Ada kalanya tetangga kita sedang menghadapi masalah yang tidak disampaikan kepada orang lain. Di luar mereka tampak baik-baik saja, akan tetapi ternyata sebenarnya mereka sedang berjuang menyelesaikan problematika hidup. Dalam hal ini Islam sangat mengajurkan ummatnya untuk selalu peka terhadap kondisi tetangganya dan selalu siap sedia untuk memberikan bantuan. Kita tidak diperbolehkan berperilaku egois.

"Bukan mukmin, orang yang kenyang perutnya sedang tetangga sebelahnya kelaparan.” (H.R. Al-Baihaqi)

4. Saling memberi hadiah meski sederhana.

“Saling menghadiahilah kalian, karena sesungguhnya hadiah itu akan mencabut/menghilangkan kedengkian.” (HR. Ibnu Mandah)

“Saling menghadiahilah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)

“Wahai wanita-wanita muslimah, jangan sekali-kali seorang tetangga menganggap remeh untuk memberikan hadiah kepada tetangganya walaupun hanya sepotong kaki kambing.” (HR. Al-Bukhari - Muslim)

5. Melebihkan masakan untuk dibagikan kepada tetangga.

“Jika engkau memasak sayur, perbanyaklah kuahnya. Lalu lihatlah keluarga tetanggamu, berikanlah sebagiannya kepada mereka dengan cara yang baik.” (HR. Muslim)

6. Jika ada tetangga yang bertamu selalu disambut dengan baik.

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam, barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangga dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya”. (HR. Bukhari - Muslim)

7. Mempersilahkan tetangga untuk memanfaatkan tembok rumah jika tinggal saling bersebelahan.

“Janganlah salah seorang di antara kalian melarang tetangganya menancapkan kayu di dinding (tembok)nya.” (HR. Bukhari)

8. Mengutamakan tetangga yang berdekatan terlebih dahulu.

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, aku memiliki dua tetangga, manakah yang aku beri hadiah?’ Nabi menjawab,‘Yang pintunya paling dekat dengan rumahmu.’” (HR. Bukhari, Ahmad, dan Abu Dawud)

9. Bersabar jika ada tetangga yang buruk akhlaknya.

Kadang meskipun kita sudah berusaha untuk menjadi tetangga yang baik, ada saja tetangga yang bersikap buruk kepada kita. Meski demikian kita tidak diperbolehkan untuk membencinya. Islam justru menganjurkan kita untuk bersabar dan memaafkannya.

"Ada tiga kelompok manusia yang dicintai Allah." Disebutkan diantaranya, “Seseorang yang mempunyai tetangga, ia selalu disakiti (diganggu) oleh tetangganya, namun ia sabar atas gangguannya itu hingga keduanya dipisah boleh kematian atau keberangkatannya.” (HR. Ahmad)

“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali ‘Imran: 134). [AC/muslimfamilia.com]
Recommended Posts × +

0 comments:

Post a Comment