latest Post

Jika Pasangan Anda Marah Besar, Lakukan 6 Langkah Bijaksana Ini Agar Pernikahan Tetap Harmonis

mengatasi suami istri marahan

Pernikahan adalah perpaduan dua makhluk Allah yang berbeda. Menyatu dalam biduk rumah tangga untuk mengarungi hidup bersama dalam bingkai ibadah kepada-Nya.

Kadangkala, perbedaan yang ada dapat menimbulkan gesekan perasaan, perselisihan, hingga pertengkaran yang tak terelakkan. Dalam kondisi seperti ini suami istri harus pandai dan bijak dalam bersikap agar keharmonisan perkawinan tetap terjaga.

1. Memaklumi

Pasangan Anda bukanlah malaikat. Dia hanyalah manusia biasa yang tidak mungkin lepas dari sisi-sisi kemanusiaan: suka dan benci, rela dan marah pasti terjadi padanya. Jika pasangan Anda marah, tentu ada penyebabnya. Maka berusahalah maklum dan menerima. Tidak perlu berburuk sangka atau terlalu memikirkannya, sehingga membebani Anda. Namun jangan pula menganggapnya angin lalu, karena bisa jadi angin lalu tersebut justru akan berubah besar menjadi angin ribut. Jadi, sikapilah dengan wajar dan proporsional.

2. Bersikap tenang

Marah bagaikan api, dan api akan menyambar apa saja yang ada di dekatnya. Api hanya bisa dipadamkan oleh air. Oleh karenanya, ketika pasangan Anda marah, Anda sebaiknya bersikap lebih tenang. Tidak perlu terpancing emosi dan ikut-ikutan marah, karena hal itu ibarat mengipasi bara api atau menyiramnya dengan bensin.

Selain Anda harus bersikap tenang, Anda juga sebaiknya diam. Biarkan pasangan Anda menumpahkan kekesalannya hingga tuntas. Tampung saja, tidak perlu menimpali atau membantah, karena orang marah akan bertambah marah jika dia dibantah atau disangkal.

3. Menenangkan

Jika kondisi sudah mulai kondusif, Anda bisa melakukan sesuatu yang positif untuk meredakan kemarahan pasangan. Memeluknya dan mendekapnya sambil membisikkan kalimat-kalimat manis dan kata-kata indah adalah langkah mujarab. Lebih-lebih jika Anda melakukannya dengan tulus dan dengan penuh perasaan. Insya Allah kemarahan pasangan Anda akan mereda. Anda bisa juga membuatkan makanan atau minuman cepat saji kesukaannya. Menyajikan segelas susu atau teh mungkin bisa membantunya lebih rileks.

4. Koreksi diri

Kemarahan pasangan biasanya terjadi karena suatu sebab. Mungkin ada sesuatu pada diri Anda yang menurutnya keliru dan tidak sejalan dengan keinginannya. Cari tahu apa itu, dan setelah itu hindari kesalahan yang sama agar kemarahan pasangan tidak terulang.

Bukankah pengobatan terbaik adalah pencegahan? Bukankah untuk menghilangkan asap Anda mesti memadamkan api? Ini bisa berari Anda perlu menciptakan kondisi yang menyenangkan dan nyaman bagi pasangan. Bukankah kemarahan seseorang seringkali dipicu oleh ketidaknyamanan?

5. Membicarakan

Kita semua memahami, walaupun pasangan Anda marah kepada Anda, tidak secara otomatis dia berada di pihak yang benar dan Andalah pihak yang salah. Belum tentu demikian, karena biasanya, kemarahan rumah tangga juga bisa terjadi karena adanya kesalahpamahan dalam menyikapi sesuatu atau adanya perbedaan sudut pandang.

Ada baiknya jika Anda juga berusaha untuk mendudukkan persoalan di tempat yang semestinya. Anda perlu membicarakannya dengan pasangan Anda. Akan tetapi ada baiknya bila Anda bersabar sejenak, menunggu amarahnya mereda. Pada saat itulah Anda boleh berbicara.

Jelaskan masalahnya dengan bahasa yang baik, halus, tidak menggurui, tidak menyudutkan, dan tidak mengungkit kemarahan yang baru saja mereda. Insya Allah dengan cara ini pasangan Anda bisa menyadari, dan menerima pikiran-pikiran Anda. Jika perlu, Anda bisa sampaikan pula keutamaan menahan amarah dari sisi agama, mudah-mudahan dia mengambil pelajaran.

6. Memaafkan

Perselisihan atau pertengkaran, tentu menyisakan pedih dan luka, sekecil apapun. Satu-satunya cara untuk mengobatinya adalah dengan memaafkan. Anda harus bisa memaafkan pasangan, dan Anda juga harus bisa memaafkan diri sendiri. Setiap manusia pasti melakukan kesalahan, dan sebaik-baik pelaku kesalahan adalah dia yang dengan lapang hati mengakui kesalahan, bersegera memperbaiki diri, dan berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengulangi kesalahan serupa. Selalu ada kesempatan kedua. (muslimfamilia.com)

Sumber: alsofwa.com
Recommended Posts × +

0 comments:

Post a Comment