Rumahtangga Islami merupakan dambaan setiap muslim, baik bagi mereka yang belum memasuki jenjang tersebut maupun bagi yang tengah menapakinya. Mendirikan rumahtangga Islami bukanlah pekerjaan yang ringan, karena di dalamnya diperlukan kesungguhan, pengorbanan, kemampuan untuk saling memahami antara suami dan istri, dan sikap ikhlas dalam menerima kelemahan masing-masing. Oleh karena itu untuk mendirikan rumahtangga Islami diperlukan pribadi-pribadi tangguh dan kokoh, agar mampu menahan badai dan ombak yang menerpa biduk rumahtangga.
Allah telah memperlihatkan ciri-ciri rumahtangga Islami melalui Al-Qur'an dan teladan Rasulullah saw. Sebagai umatnya kita diwajibkan untuk meneladani beliau dalam segala hal, termasuk rumahtangga. Hal ini sebagaimana telah diperintahkan Allah dalam kitab-Nya yang mulia,
"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah, suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan hari kiamat. Dan dia banyak menyebut nama Allah." (QS. Al-Ahzab: 21)
Berikut ini adalah cara hidup rumahtangga Islami sesuai petunjuk Al-Qur'an dan teladan Rasulullah saw.:
1. Bertaqwa dan tunduk pada aturan Allah.
Suatu ketika para istri Rasul mengadakan 'aksi' untuk meminta kenaikan uang'belanja'. Menghadapi ulah istrinya itu Rasul mendiamkan mereka selama sebulan penuh sambil menunggu wahyu Allah. Akhirnya wahyu Allah pun datang,
Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu: "Jika kamu sekalian menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki keridhoan Allah dan Rasul-Nya serta kesenangan kampung akhirat, maka Allah menyediakan bagi siapa ysng berbuat baik diantaramu pahala yang besar". (QS. Al-Ahzab: 28-29)
Setelah selesai menerima wahyu, Rasulullah saw menjumpai para istrinya untuk mengabarkan firman Allah tersebut. Dan ternyata para istri beliau kemudian lebih memilih Allah dan Rasul-Nya daripada perhiasan dunia.
Jelaslah karakteristik pertama rumahtangga Islami adalah rumahtangga yang didirikan berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah. Dengan kata lain, penyelesaian segala persoalan dikembalikan pada Al-Qur an dan hadits. Dalam hal ini Allah berfirman,
"Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikan pada Allah dan Rasul-Nya". (QS. An-Nisaa': 59).
2. Penuh cinta kasih dan menghindari keributan.
Rumahtangga Islami jauh dari segala keributan dan kebisingan. Allah berfirman,
"Dan pelankan suaramu, sesungguhnya seburuk-buruknya suara adalah suara keledai." (QS. Luqman: 19)
Rumahtangga yang didirikan atas dasar cinta dan kasih sayang merupakan batu pertama bagi tegaknya masyarakat yang juga dilandasi oleh cinta dan kasih sayang. Hal ini disebabkan karena masyarakat tidak lain merupakan kumpulan dari keluarga. Apabila kita dapat mendirikan keluarga yang saling mencintai dan menyayangi, maka otomatis masyarakat yang saling cinta mencintaipun akan terwujud pula. Allah berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 21,
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Allah menciptakan untukmu istri-istrimu dari jenismu sendiri supaya kamu merasa cenderung dan tenteram kepadanya. Dan dijadikannya diantaramu rasa kasih dan sayang."
3. Saling membantu dalam melaksanakan pekerjaan rumahtangga.
Rumahtangga yang baik manakala anggota-anggotanya saling bekerjasama dalam masing-masing melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kemampuannya. Rasulullah saw. telah memberi contoh bagaimana beliau membantu menyelesaikan pekerjaan rumahtangga para istrinya. Berkata Aisyah ra.,
"Rasulullah selalu membantu istrinya. Apabila tiba waktu sholat, beliau pergi untuk menunaikan sholat". (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
Banyak pekerjaan rumahtangga yang sering beliau kerjakan, seperti memperbaiki sandal, memerah susu, mempersiapkan segala keperluan pribadi, mengasuh anak dan sebagainya. Maka sudah selayaknya kita sebagai umatnya meneladani beliau.
4. Hidup sederhana dan tidak boros.
Sederhana dalam hal makanan, minuman, pakaian dan perabot rumahtangga. Sikap sederhana ini akan menghindarkan kita dari kesia-siaan (mubadzir). Allah befirman,
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A'raf: 31)
Wallahu a’lam bishshawwab.
Sumber: sabiluna.tripod.com
0 comments:
Post a Comment