Sebagai kepala keluarga, peran seorang suami/ayah sangatlah vital. Tidak hanya bertanggungjawab dalam hal pemenuhan kebutuhan nafkah, namun juga hal-hal yang berkaitan dengan pembinaan ruhiyah keluarganya.
Ada beberapa peran penting yang harus diemban oleh seorang kepala keluarga terkait dengan pembinaan ruhiyah:
1. Sebagai pemimpin
Seorang kepala keluarga bertanggung jawab untuk memimpin keluarganya dalam rangka menjalankan kewajiban-kewajiban kepada Allah swt. Termasuk didalamnya adalah menghindarkan anggota keluarganya dari jebakan-jebakan syaitan dan nafsu syahwat yang dapat menjauhkan mereka dari jalan yang haq sehingga menjadi sebab datangnya kemurkaan Allah swt.
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka." (QS. At-Tahrim: 6)
2. Sebagai ustadz/guru
Seorang suami/ayah adalah tempat rujukan pertama bagi istri dan anak-anaknya. Sudah selayaknya jika seorang kepala keluarga memiliki kapasitas ilmu ke-Islaman yang cukup. Minimal memahami ajaran-ajaran ke-Islaman dasar mengenai perkara-perkara keseharian, misalnya tata cara thaharah (bersuci) dan shalat yang benar, fiqih wanita, adab-adab Islami, dapat membaca Al-Qur'an dengan baik dan memahami hukum tajwid, dsb.
Maka dari itu sangat disarankan bagi para kepala keluarga untuk selalu meng-upgrade pengetahuannya tentang Islam. Baik dengan cara mengikuti kajian-kajian keislaman, seminar, silaturahim dan berdiskusi kepada para ahli agama, membaca buku, dsb.
3. Sebagai motivator
Seorang kepala keluarga hendaknya memiliki semangat yang terjaga dan dapat mentransfer semangatnya tersebut kepada istri dan anak-anaknya dalam hal mengerjakan ibadah, baik ibadah-ibadah wajib maupun ibadah-ibadah sunah. Sebab kondisi keimanan manusia itu ada pasang surutnya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah,
“Iman itu sebagiannya lebih unggul dari yang lainnya, bertambah dan berkurang. Bertambahnya iman adalah dengan beramal. Sedangkan berkurangnya iman dengan tidak beramal."
Di kala iman surut inilah seorang kepala keluarga harus peka dan sigap untuk membangkitkan kembali semangat anggota keluarganya.
4. Sebagai teladan
Peran-peran di atas tentu tidak akan membuahkan hasil seperti yang diharapkan jika sang kepala keluarga tidak dapat memberikan teladan. Bahkan justru akan mendatangkan kemurkaan Allah swt.
"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." (QS. Ash-Shaf: 2-3)
Seorang suami/ayah harus dapat menjadi inspirasi bagi istri dan anak-anaknya dalam hal ketaatan kepada Allah, dalam hal ibadah, adab, dan kejernihan ruhiyahnya. [AC/muslimfamilia.com]
0 comments:
Post a Comment