Pernikahan itu nilainya setengah agama. Karena begitu besar dan berharga, para setan mati-matian berusaha menghancurkan setengah agama tersebut –termasuk menggoda siapa saja yang hendak menikah.
Bentuk godaannya bermacam-macam, seperti menghadirkan seseorang dari masa lalu, menjauhkan hati dari keinginan untuk menikah, mengiming-imingi kehidupan yang lebih baik dengan tidak menikah dan mengutamakan karir, dan banyak lagi.
Setan tidak pernah menyerah menggoda. Seandainya mereka gagal menghancurkan rencana pernikahan, mereka akan mengganggu orang-orang yang sudah menikah. Laki-laki digoda pandangannya, perempuan digoda pendengarannya, pasangan-pasangan dibuat jauh, baik badan maupun hati, dsb. Apapun akan dilakukan setan demi menghancurkan ikatan suci pernikahan.
Bagi para wanita yang sekarang banyak termakan ide emansipasi dan kesetaraan gender, sadarilah bahwa tempat bekerjamu, tingginya tingkat pendidikanmu, atau di mana tinggalmu, tidak serta-merta membuatmu lebih mulia di mata Allah. Kalian mulia jika berbakti kepada suami kalian. Sungguh-sungguh berbakti kepadanya.
Bagi para suami, sadarilah bahwa kalian adalah pemimpin keluarga. Dan setiap pemimpin akan dimintai pertangungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Pimpin dan jagalah keluarga kalian agar tetap berada di atas jalan yang diridhai Allah. Jadilah pribadi dan pemimpin yang baik, agar baik pula yang kalian pimpin.
Godaan setan sungguh datang dari mana saja. Dari depan belakang, dari kanan kiri, bahkan dari atas bawah, dan luar dalam. Maka mari menjaga hati, perasaan, pandangan, lisan, pendengaran, kemaluan, dan perbuatan. istiqamah memang sulit, namun tak berarti tak mungkin untuk dilakukan.
Jika pernikahan selamat, kita tinggal menyelamatkan setengah agama yang lain. Jika pernikahan selamat, menyelamatkan yang lain insyaa Allah akan lebih mudah.
Sungguh memperjuangkan pernikahan adalah bagian dari memperjuangkan agama. Manusia hanya hidup sementara, tetapi keluarga hidup selamanya, sampai akhir masa.
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Furqaan: 74)
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Al Baqarah: 201) [prawitamutia.tumblr.com/muslimfamilia.com]
0 comments:
Post a Comment