latest Post

8 Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak

kesalahan pola asuh

Semua orangtua tentu ingin dan berusaha untuk menjadi orangtua yang baik bagi anaknya. Namun pada kenyataannya, tidak semua orang bisa mewujudkannya. Atau setidaknya, ada sebagian orangtua yang tidak sadar telah melakukan kesalahan dalam pola asuhnya. Kalau sudah begini, keinginan saja tidak cukup. Dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang cukup mengenai pengasuhan anak.

Kali ini kita akan kupas beberapa beberapa kesalahan yang biasa terjadi dalam pengasuhan anak. Semoga bisa menjadi bahan perenungan dan koreksi bagi kita bersama.

1. Kurang memberikan pengawasan

Menurut Professor Robert Billingham, seorang ahli dalam pengembangan diri dan keluarga, dari Universitas Indiana, “Anak yang terlalu banyak bergaul dengan lingkungan selain keluarga, adalah tragedi (masalah) yang seharusnya diperhatikan oleh orang tua”.

Mengawasi anak, bukan berarti bersikap over protektif. Tapi setidaknya, kita tahu lingkungan pergaulan anak kita, dengan siapa mereka bergaul, apa kegiatan yang mereka lakukan, dsb. Jika semuanya positif, maka tidak ada salahnya untuk memberi dukungan. Namun jika sebaliknya, maka Anda harus segera mengarahkannya. Jangan biarkan anak Anda berkelana sendirian. Anak Anda butuh perhatian dan bimbingan dari orangtuanya.

2. Kurang memberikan perhatian (cuek)

Seorang psikolog bernama Charles Fay, Ph.D. mengatakan bahwa kini banyak orang tua sudah terlalu lelah (karena urusan pekerjaan, dll) untuk memberikan perhatian kepada anak. Orangtua cenderung mengabaikan keluh kesah, atau cuek pada permasalahan yang anak mereka alami. Akibatnya, hubungan anak dengan orangtua menjadi kurang dekat, dan anak akan memilih untuk mencari pemenuhan akan perhatian di luar lingkungan keluarga.

3. Jarang bertatap muka

Kesibukan orang tua membuat intensitas bertemu dengan anak sangat kurang. Anak lebih dipercayakan kepada pembantu, pengasuh anak, atau benda mati seperti televisi, vcd, dan play station. Maka jangan heran jika perilaku anak tidak seperti orang tuanya, tetapi meniru orang lain.

4. Over protektif

Ada tipe orangtua yang bersikap sangat berlebihan untuk "melindungi" anaknya. Banyak memberikan batasan dan larangan kepada anak. Akibatnya anak menjadi kesulitan untuk mencoba hal-hal baru, sehingga sulit untuk mengembangkan diri, sulit bergaul, dsb. Di masa depan, anak yang terlalu "dikekang" juga berpotensi untuk menjadi "pemberontak".

5. Bertengkar di hadapan anak

Bertengkar di hadapan anak akan berefek buruk bagi anak. Seorang anak lelaki yang terbiasa melihat orangtuanya bertengkar, berpotensi untuk tumbuh menjadi pria dewasa yang tidak sensitif dan tidak dapat berhubungan dengan wanita secara sehat.

Jika terjadi konflik, sebaiknya selesaikan dengan baik-baik. Pandai-pandailah mengendalikan diri di depan anak. Jangan ciptakan perasaan tidak aman dan ketakutan pada anak Anda.

6. Tidak konsisten

Saat orangtua sudah membuat peraturan, maka peraturan itu harus dilaksanakan. Dalam hal ini, ayah dan ibu harus seiya sekata, karena anak akan bingung jika ayah-ibunya berbeda dalam menerapkan peraturan. Misalnya sang ibu sudah meminta anak untuk berhenti bermain game pada jam 8 malam, namun sang ayah memberikan ijin untuk bermain lebih lama hanya karena sang anak merengek. Hal ini akan membuat anak sulit diatur, dan menganggap rengekan adalah senjata yang ampuh untuk menuntut keinginan mereka.

7. Membiarkan anak terlalu banyak nonton TV

Orangtua cenderung membiarkan anak berlama-lama di depan TV, daripada mengganggu aktifitas orangtua. Padahal menonton televisi akan membuat anak malas beraktifitas, malas belajar, dan enggan keluar rumah. Hal ini tentu tidak baik bagi kesehatan anak dan perkembangannya. Apalagi banyak acara yang sebenarnya tidak cocok bagi anak-anak yang ditayangkan oleh stasiun-stasiun TV, seperti tayangan kekerasan, percintaan orang dewasa, dll.

8. Menganggap cinta bisa dipenuhi dengan uang

Banyak orangtua yang merasa telah memberikan cinta yang cukup kepada anaknya dengan memberikan mainan-mainan mahal atau uang saku yang melimpah. Tidaklah salah memanjakan anak dengan mainan dan uang. Tetapi perlu disadari, bahwa yang sebenarnya dibutuhkan anak Anda adalah quality time bersama orangtuanya. Karena cinta tak bisa hadir dari sekedar benda mati. Cinta hanya bisa dirasakan dari interaksi dan hati yang tulus. (muslimfamilia.com)


Recommended Posts × +

0 comments:

Post a Comment